Teman-teman pasti tau tentang matahari. Di blog saya ini merupakan penjelasan dari pada Matahari yang dimana mengapa dikatakan sebagai BINTANG... Check It HERE.!!
PowerPoint Presentation FILE
http://www.mediafire.com/view/?2mrffpbhr90blg8
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).
PowerPoint Presentation FILE
http://www.mediafire.com/view/?2mrffpbhr90blg8
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).
Menurut
ilmu astronomi, definisi bintang adalah:
Semua benda masif (bermassa antara 0,08
hingga 200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan
energi melalui reaksi fusi nuklir.
|
Karena jaraknya yang sangat jauh, semua
bintang (kecuali Matahari) hanya tampak sebagai titik saja yang berkelap-kelip
karena efek turbulensi atmosfer Bumi. Diameter sudut bintang bernilai sangat
kecil ketika diamati menggunakan teleskop optik landas Bumi, hingga diperlukan
teleskop interferometer untuk dapat memperoleh citranya. Bintang dengan ukuran
diameter sudut terbesar setelah Matahari adalah R Doradus, dengan 0,057 detik
busur.
Telah lama dikira bahwa kebanyakan bintang
berada pada sistem bintang ganda atau sistem multi bintang. Kenyataan ini hanya
benar untuk bintang-bintang masif kelas O dan B, dimana 80% populasinya
dipercaya berada dalam suatu sistem bintang ganda atau pun multi bintang.
Semakin redup bintang, semakin besar kemungkinannya dijumpai sebagai sistem
tunggal. Dijumpai hanya 25% populasi katai merah yang berada dalam sebuah
sistem bintang ganda atau sistem multi bintang. Karena 85% populasi bintang di
galaksi Bimasakti adalah katai merah, maka tampaknya kebanyakan bintang di
dalam Bimasakti berada pada sistem bintang tunggal.
Sistem yang lebih besar yang disebut gugus
bintang juga dijumpai. Bintang-bintang tidak tersebar secara merata mengisi
seluruh ruang alam semesta, tetapi terkelompokkan ke dalam galaksi-galaksi
bersama-sama dengan gas antarbintang dan debu. Sebuah galasi tipikal mengandung
ratusan miliar bintang, dan terdapat lebih dari 100 miliar galaksi di seluruh
alam semesta teramati.
Astronom memperkirakan terdapat 70
sekstiliun (7×1022) bintang di seluruh alam semesta yang teramati.
Ini berarti 70.000.000.000.000.000.000.000 bintang, atau 230 miliar kali
banyaknya bintang di galaksi Bimasakti yang berjumlah sekitar 300 miliar.
Bintang terdekat dengan Matahari adalah
Proxima Centauri, berjarak 39.9 triliun (1012) kilometer, atau 4.2
tahun cahaya. Cahaya dari Proxima Centauri memakan waktu 4.2 tahun untuk
mencapai Bumi. Jarak ini adalah jarak antar bintang tipikal di dalam sebuah
piringan galaksi. Bintang-bintang dapat berada pada jarak yang lebih dekat satu
sama lain di daerah sekitar pusat galasi dan di dalam gugus bola, atau pada
jarak yang lebih jauh di halo galaksi.
Karena kerapatan yang rendah di dalam
sebuah galaksi, tumbukan antar bintang jarang terjadi. Namun di daerah yang
sangat padat seperti di inti sebuah gugus bintang atau lingkungan sekitar pusat
galaksi, tumbukan dapat sering terjadi . Tumbukan seperti ini dapat
menghasilkan pengembara-pengembara biru yaitu sebuah bintang abnormal hasil
penggabungan yang memiliki temperatur permukaan yang lebih tinggi dibandingkan
bintang deret utama lainnya di sebuah gugus bintang dengan luminositas yang
sama. Istilah pengembara merujuk pada jejak evolusi yang berbeda dengan bintang
normal lainnya pada diagram Hertzsprung-Russel.
Bintang terbentuk di dalam awan molekul;
yaitu sebuah daerah medium antarbintang yang luas dengan kerapatan yang tinggi
(meskipun masih kurang rapat jika dibandingkan dengan sebuah vacuum chamber
yang ada di Bumi). Awan ini kebanyakan terdiri dari hidrogen dengan sekitar
23–28% helium dan beberapa persen elemen berat. Komposisi elemen dalam awan ini
tidak banyak berubah sejak peristiwa nukleosintesis Big Bang pada saat awal
alam semesta.
Gravitasi mengambil peranan sangat penting
dalam proses pembentukan bintang. Pembentukan bintang dimulai dengan
ketidakstabilan gravitasi di dalam awan molekul yang dapat memiliki massa
ribuan kali Matahari. Ketidakstabilan ini seringkali dipicu oleh gelombang
kejut dari supernova atau tumbukan antara dua galaksi. Sekali sebuah wilayah
mencapai kerapatan materi yang cukup memenuhi syarat terjadinya instabilitas
Jeans, awan tersebut mulai runtuh di bawah gaya gravitasinya sendiri.
Berdasarkan syarat instabilitas Jeans,
bintang tidak terbentuk sendiri-sendiri, melainkan dalam kelompok yang berasal
dari suatu keruntuhan di suatu awan molekul yang besar, kemudian terpecah
menjadi konglomerasi individual. Hal ini didukung oleh pengamatan dimana banyak
bintang berusia sama tergabung dalam gugus atau asosiasi bintang.
Begitu awan runtuh, akan terjadi
konglomerasi individual dari debu dan gas yang padat yang disebut sebagai
globula Bok. Globula Bok ini dapat memiliki massa hingga 50 kali Matahari.
Runtuhnya globula membuat bertambahnya kerapatan. Pada proses ini energi
gravitasi diubah menjadi energi panas sehingga temperatur meningkat. Ketika
awan protobintang ini mencapai kesetimbangan hidrostatik, sebuah protobintang
akan terbentuk di intinya. Bintang pra deret utama ini seringkali dikelilingi
oleh piringan protoplanet. Pengerutan atau keruntuhan awan molekul ini memakan
waktu hingga puluhan juta tahun. Ketika peningkatan temperatur di inti
protobintang mencapai kisaran 10 juta kelvin, hidrogen di inti 'terbakar'
menjadi helium dalam suatu reaksi termonuklir. Reaksi nuklir di dalam inti
bintang menyuplai cukup energi untuk mempertahankan tekanan di pusat sehingga
proses pengerutan berhenti. Protobintang kini memulai kehidupan baru sebagai
bintang deret utama.
Bintang menghabiskan sekitar 90% umurnya untuk
membakar hidrogen dalam reaksi fusi yang menghasilkan helium dengan temperatur
dan tekanan yang sangat tinggi di intinya. Pada fase ini bintang dikatakan
berada dalam deret utama dan disebut sebagai bintang katai.
Ketika
kandungan hidrogen di teras bintang habis, teras bintang mengecil dan
membebaskan banyak panas dan memanaskan lapisan luar bintang. Lapisan luar
bintang yang masih banyak hidrogen mengembang dan bertukar warna merah dan
disebut bintang raksaksa merah yang dapat mencapai 100 kali ukuran Matahari
sebelum membentuk bintang kerdil putih. Sekiranya bintang tersebut berukuran
lebih besar dari matahari, bintang tersebut akan membentuk superraksaksa merah.
Superraksaksa merah ini kemudiannya membentuk Nova atau Supernova dan
kemudiannya membentuk bintang neutron atau Lubang hitam.
Matahari adalah suatu bola gas yang pijar
dan ternyata tidak berbentuk bulat betul. Matahari mempunyai katulistiwa dan
kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan
garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek. Matahari merupakan anggota
Tata Surya yang paling besar, karena 98% massa Tata Surya terkumpul pada
matahari.
Di samping sebagai pusat peredaran,
matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari
terdiri dari inti, Zona radiatif dan zona konvektif dan tiga lapisan kulit,
masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari,
yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui
reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat juta
ton massa setiap saat.
Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6
miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah 1,41 berbanding massa air.
Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi yang dikenali sebagai
konstan surya menyamai 1.370 watt per meter persegi setiap saat. Matahari
sebagai pusat Tata Surya merupakan bintang generasi kedua. Material dari
matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi pertama seperti yang diyakini
oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big bang
sekitar 14.000 juta tahun lalu.
Pada
dasarnya matahari merupakan salah satu bintang yang berada di tata surya dan
menjadi pusat dari pada planet-planet yang ada. Matahari termasuk bintang
karena dapat menghasilkan energi cahaya sendiri. Cahaya matahari
dibandingkan bintang yang lain terasa lebih cemerlang. Hal itulah yang
menyebabkan waktu siang hari kita tidak dapat melihat bintang selain matahari.
Matahari adalah bintang terdekat dengan
Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Matahari
serta kedelapan buah planet (yang sudah diketahui/ditemukan oleh manusia)
membentuk Tata Surya. Matahari dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G.
Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk
dari gas hidrogen dan helium. Matahari termasuk bintang berwarna putih yang
berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh komponen tata surya termasuk 8 planet
dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid, komet, dan debu
angkasa berputar mengelilingi Matahari. Di samping sebagai pusat peredaran,
Matahari juga merupakan sumber energi untuk kehidupan yang berkelanjutan. Panas
Matahari menghangatkan bumi dan membentuk iklim, sedangkan cahayanya menerangi
Bumi serta dipakai oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Tanpa Matahari,
tidak akan ada kehidupan di Bumi karena banyak reaksi kimia yang tidak dapat
berlangsung.
Matahari berbentuk bola yang berpijar
dengan senyawa penyusun utama berupa gas hidrogen (74%) dan helium (25%)
terionisasi. Senyawa penyusun lainnya terdiri dari besi, nikel, silikon,
sulfur, magnesium, karbon, neon, kalsium, dan kromium. Cahaya Matahari berasal
dari hasil reaksi fusi hidrogen menjadi helium.
Berdasarkan penghitungan menggunakan Hukum
Newton dengan melibatkan nilai kecepatan orbit Bumi, jarak Matahari, dan gaya
gravitasi, diperoleh massa Matahari sebesar 1,989x1030 kilogram.
Angka tersebut sama dengan 333.000 kali massa Bumi. Sementara itu, diameter
Matahari adalah 1.392.000 kilometer atau 865.000 mil, sama dengan 109 kali
diameter Bumi. Sebagai perbandingan, sebanyak 1,3 juta planet seukuran Bumi
dapat masuk ke dalam Matahari. Oleh karena itu, Matahari menjadi obyek terbesar
di tata surya dengan massa mencapai 99,85% dari total massa tata surya.
Berdasarkan penghitungan dengan metode
analisis radioaktif, diketahui bahwa batuan bulan, meteorit dan batuan Bumi
tertua yang pernah ditemukan berusia sekitar 4,6 miliar tahun. Sementara itu,
sampel batuan Matahari belum pernah didapatkan sehingga penghitungan dilakukan
secara matematika menggunakan model interior Matahari. Berdasarkan hasil
penghitungan matematika adalah Matahari diperkirakan berusia 5 ± 1,5 miliar
tahun. Namun, oleh karena tata surya diketahui terbentuk sebagai satu kesatuan
dalam waktu yang berdekatan maka kini secara umum Matahari dianggap berusia 4,6
miliar tahun. Matahari tergolong bintang tipe G V, dengan ciri memiliki suhu
permukaan sekitar 6.000 K dan umumnya bertahan selama 10 miliar tahun. Matahari
diperkirakan berusia sekitar 7 miliar tahun lagi, sebelum hidrogen di intinya
habis. Bila hal tersebut terjadi, Matahari akan berekspansi menjadi bintang
raksasa berwarna merah yang dingin dan 'memakan' planet-planet kecil di
sekitarnya (mungkin termasuk Bumi) sebelum akhirnya kembali menjadi bintang
kerdil berwarna putih kembali.
Gaya gravitasi di Matahari sebanding dengan
28 kali gravitasi di Bumi. Secara teori hal tersebut berarti bila seseorang
memiliki berat 100 kg di Bumi maka bila berjalan di permukaan Matahari beratnya
akan terasa seperti 2.800 kg. Gravitasi Matahari memungkinkannya menarik semua
komponen-komponen penyusunnya membentuk suatu bentuk bola sempurna. Gravitasi
Matahari jugalah yang menahan planet-planet yang mengelilinginya tetap berada
pada orbit masing-masing. Pengaruh dari gravitasi Matahari masih dapat terasa
hingga jarak 2 tahun cahaya.
Radiasi Matahari, lebih dikenal sebagai
cahaya Matahari, adalah campuran gelombang elektromagnetik yang terdiri dari
gelombang inframerah, cahaya tampak, sinar ultraviolet. Semua gelombang
elektromagnetik ini bergerak dengan kecepatan sekitar 3,0 x 108 m/s.
Oleh karena itu radiasi atau cahaya memerlukan waktu 8 menit untuk sampai ke
Bumi. Matahari juga menghasilkan sinar gamma, namun frekuensinya semakin kecil
seiring dengan jaraknya meninggalkan inti.
Matahari memiliki enam lapisan yang
masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Keenam lapisan tersebut meliputi
inti Matahari, zona radiatif, dan zona konvektif yang membentuk lapisan dalam
(interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah terluar dari
Matahari.
A,
Inti Matahari
Inti adalah area terdalam dari Matahari
yang memiliki suhu sekitar 15 juta derajat Celcius (27 juta derajat
Fahrenheit). Berdasarkan perbandingan radius/diameter, bagian inti berukuran
seperempat jarak dari pusat ke permukaan dan 1/64 total volume Matahari.
Kepadatannya adalah sekitar 150 g/cm3. Suhu dan tekanan yang
sedemikian tingginya memungkinkan adanya pemecahan atom-atom menjadi elektron,
proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan meninggalkan inti menuju
bagian Matahari yang lebih luar. Sementara itu, energi panas di dalam inti
menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat cepat dan bertabrakan satu
dengan yang lain menyebabkan reaksi fusi nuklir (sering juga disebut termonuklir).
Inti Matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir helium menjadi
hydrogen. Energi hasil reaksi termonuklir di inti berupa sinar gamma dan
neutrino memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh energi
panas dan cahaya yang diterima di Bumi. Energi tersebut dibawa keluar dari
Matahari melalui radiasi.
B,
Zona radiatif
Zona radiatif adalah daerah yang
menyelubungi inti Matahari. Energi dari inti dalam bentuk radiasi berkumpul di
daerah ini sebelum diteruskan ke bagian Matahari yang lebih luar. Kepadatan
zona radiatif adalah sekitar 20 g/cm3 dengan suhu dari bagian dalam
ke luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu dan densitas zona
radiatif masih cukup tinggi, namun tidak memungkinkan terjadinya reaksi fusi
nuklir.
C,
Zona konvektif
Zona konvektif adalah lapisan di mana suhu
mulai menurun. Suhu zona konvektif adalah sekitar 2 juta derajat Celcius (3.5
juta derajat Fahrenheit). Setelah keluar dari zona radiatif, atom-atom
berenergi dari inti Matahari akan bergerak menuju lapisan lebih luar yang
memiliki suhu lebih rendah. Penurunan suhu tersebut menyebabkan terjadinya
perlambatan gerakan atom sehingga pergerakan secara radiasi menjadi kurang
efisien lagi. Energi dari inti Matahari membutuhkan waktu 170.000 tahun untuk
mencapai zona konvektif. Saat berada di zona konvektif, pergerakan atom akan
terjadi secara konveksi di area sepanjang beberapa ratus kilometer yang
tersusun atas sel-sel gas raksasa yang terus bersirkulasi. Atom-atom bersuhu
tinggi yang baru keluar dari zona radiatif akan bergerak dengan lambat mencapai
lapisan terluar zona konvektif yang lebih dingin menyebabakan atom-atom
tersebut "jatuh" kembali ke lapisan teratas zona radiatif yang panas
yang kemudian kembali naik lagi. Peristiwa ini terus berulang menyebabkan
adanya pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer energi seperti yang
terjadi saat memanaskan air dalam panci. Oleh sebab itu, zona konvektif dikenal
juga dengan nama zona pendidihan (the boiling zone). Materi energi akan mencapai
bagian atas zona konvektif dalam waktu beberapa minggu.
D,
Fotosfer
Fotosfer atau permukaan Matahari meliputi
wilayah setebal 500 kilometer dengan suhu sekitar 5.500 derajat Celcius (10.000
derajat Fahrenheit). Sebagian besar radiasi Matahari yang dilepaskan keluar
berasal dari fotosfer. Energi tersebut diobservasi sebagai sinar Matahari di
Bumi, 8 menit setelah meninggalkan Matahari.
E,
Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer.
Warna dari kromosfer biasanya tidak terlihat karena tertutup cahaya yang begitu
terang yang dihasilkan fotosfer. Namun saat terjadi gerhana Matahari total, di
mana bulan menutupi fotosfer, bagian kromosfer akan terlihat sebagai bingkai
berwarna merah di sekeliling Matahari. Warna merah tersebut disebabkan oleh
tingginya kandungan helium di sana.
F,
Korona
Korona merupakan lapisan terluar dari
Matahari. Lapisan ini berwarna putih, namun hanya dapat dilihat saat terjadi
gerhana karena cahaya yang dipancarkan tidak sekuat bagian Matahari yang lebih
dalam. Saat gerhana total terjadi, korona terlihat membentuk mahkota cahaya
berwarna putih di sekeliling Matahari. Lapisan korona memiliki suhu yang lebih
tinggi dari bagian dalam Matahari dengan rata-rata 2 juta derajat Fahrenheit,
namun di beberapa bagian bisa mencapai suhu 5 juta derajat Fahrenheit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar